Optimalisasi desa tangguh bencana di Provinsi Jawa Tengah di era digitalisasi
Main Article Content
Abstract
Jawa Tengah adalah provinsi dengan kategori risiko bencana sedang. Hal tersebut terbukti pada data indeks resiko bencana yang menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Tengah berada di angka 125.73 yang artinya pada tingkatan sedang. Karena itu, salah satu strategi pengurangan resiko bencana yang diprogramkan pemerintah adalah Desa Tangguh Bencana. Pelaksanaan program Desa Tangguh Bencana di Provinsi Jawa Tengah masih kurang optimal buktinya, Provisi Jawa Tengah memiliki 8.562 desa, namun sampai saat ini baru 691 desa yang terdaftar sebagai desa tangguh bencana. Tujuan dari kegiatan ini adalah (1) pengoptimalisasian pembentukan Desa Tangguh Bencana dengan kolaborasi unsur penta helix, (2) bertambahnya jumlah Desa Tangguh Bencana di Provinsi Jawa Tengah sehingga membuat masyarakat lebih banyak yang paham dengan mitigasi dan pengurangan resiko bencana, (3) terjadi sebuah kerjasama antar unsur penta helix dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk mewujudkan optimalisasi Desa Tangguh Bencana di Jawa Tengah. Metode yang digunakan pada kegiatan ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari kegiatan ini antara lain, (1) munculnya pemikiran dari kelima unsur penta helix untuk bekerja sama dengan pemerintah untuk mengurangi resiko bencana dengan pembentukan Desa Tangguh Bencana, (2) bertambahnya jumlah Desa Tangguh Bencana di Provinsi Jawa Tengah, (3) adanya solusi untuk desa-desa di Provinsi Jawa Tengah yang belum terbentu sebagai Desa Tangguh Bencana.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
References
Admiral Musa Julius.Nrangwesthi Widyaningrum, Ainun Najib, Andi Ahmad Minullah, Hani Syarifah, Hendro Pratikno, Ifad Fadlurrahman, Khairunnisa Adri, Tego Suroso, Rizkia Mutiara Ramadhani, & I Dewa Ketut Kerta Widana. (2020). Implementasi Program Desa Tangguh Bencana Di Desa Gunung Geulis, Sukaraja, Bogor. Jurnal Swabumi, 8(1), 1-10.
Aini, N., Ulfah, I. F., & Afala, L. M. (2018). Efektivitas Program Desa Tangguh Bencana di Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan Tahun 2017. Journal of Governance and Policy, 4(2), 50-61.
BNPB. (2017). Laporan Kinerja Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
BNPB. (2018). IRBI - Indeks Risiko Bencana Indonesia Tahun 2018. Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
BNPB. (2019). Sinergitas Pentahelix Dalam Mitigasi Bencana. Diakses dari https://bnpb.go.id/sinergitaspentahelix-dalam-mitigasi-bencana
Gatot Saptadi, dan Hariyadi Djamal. (2012). Kajian Model Desa Tangguh Bencana Dalam Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Bersama Bpbd D.I Yogyakarta. Jurnal Penanggulangan Bencana, 3(2), 55-67.
Haryadi, W. (2012). Gempa Tektonik di Pulau Sumbawa dan Dampaknya Terhadap Bangunan Sipil (Suatu Kajian Geologis). 6:13.
Lexi Jalu Aji, Dewi Prima Meiliasari, Rio Khoirudin Apriyadi,Syamsul Maarif , Siswo Hadi Sumantri, & Wilopo. (2022). Kapasitas Pengurangan Risiko Bencana Multi-hazard Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya Guna Mendukung Keamanan Nasional. PENDIPA Journal of Science Education, 2022: 6(1), 64-72.
Lofland, J. & Lyn. H. L. (1984). Analyzing Social Settings. California: Wadsworth Publishing Company.
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana No 1 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Desa/Kelurahan Tangguh Bencana
Putri Rizkiyah. Liyushiana, dan Herman (2019). Sinergitas Pentahelix Dalam Pemulihan Pariwisata Pasca Bencana Erupsi Gunung Api Sinabung Di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Jurnal Ipta, 7(2), 247-256.
Rina Suryani Oktari. (2019). Peningkatan Kapasitas Desa Tangguh Bencana. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 9(2), 189 – 197.
Sugiyono.2016.Metode PenelitianKuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung:Alfabeta
UN. (2015). Sendai framework for disaster risk reduction 2015-2030. Japan: United Nations. UU no. 24/Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.