Dinamika posisi identitas Etnis Tionghoa di Tanjungpinang dalam tinjauan teori identitas sosial

Main Article Content

Kusyadi Kusyadi
Muhammad Jufri
Jupri Yadi

Abstract

Pada dasarnya setiap individu ingin memiliki identitas sosial yang positif. Dalam sudut pandang teori identitas sosial, keinginan untuk memiliki identitas sosial yang positif dipandang sebagai dorongan psikologis yang penting dalam tindakan individu di semua interaksi sosial. Selama ini banyak sekali kebijakan-kebijakan pemerintah Indonesia yang membuat posisi identitas Indonesia-Tionghoa terpinggirkan, baik di masa penjajahan maupun masa kemerdekaan. Dinamika posisi identitas Indonesia-Tionghoa pada dasarnya berkaitan dengan perlakuan pemerintah. Tampaknya upaya untuk memiliki identitas sosial yang positif, mobilitas sosial orang Indonesia-Tionghoa bervariasi dan bergantung pada persepsi masing-masing kelompok dalam kaitannya dengan cara memperbaiki citra diri. Selain itu, ada juga kecenderungan mereka mencoba melakukan perubahan sosial melalui improvisasi citra diri dari identitas Tionghoanya.

Article Details

How to Cite
Kusyadi, K., Jufri, M., & Yadi, J. . (2023). Dinamika posisi identitas Etnis Tionghoa di Tanjungpinang dalam tinjauan teori identitas sosial. Nautical : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia, 1(10), 722–728. https://doi.org/10.55904/nautical.v1i10.453
Section
Articles

References

Bachrun, R., & Hartanto, B. (2000). Krisis identitas diri pada kelompok minoritas Tionghoa. In I. Wibowo (Ed.), Harga yang harus dibayar: Sketsa pergulatan etnis Tionghoa di Indonesia (pp. xx-xx). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama dan Pusat Studi Tionghoa.

Burchell, R. (2004). Community perceptions about Keppres 6/2000: Case study Yogyakarta. Unpublished manuscript.

Greif, S. W. (1991). WNI: Problematik orang Indonesia asal Tionghoa. Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.

Hogg, M., & Abrams, D. (1988). Social identifications: A social psychology of intergroup relations and group processes. London: Routledge.

Jenkins, R. (1996). Social identity. London: Routledge.

Lan, T. J. (1998). Pengalaman etnik Tionghoa dalam pembentukan identitas (nasional) Indonesia. Paper presented at the Simposium Etnis Tionghoa Sebagai Minoritas di Indonesia, Depok, Indonesia.

Markus, H. R., Kitayama, S., & Heiman, R. J. (1996). Culture and “basic” psychological principles. In E. T. Higgins & A. W. Kruglanski (Eds.), Social psychology: Handbook of basic principles (pp. 857-913). New York: Guilford.

Operario, D., & Fiske, S. T. (1999). Integrating social identity and social cognition: A framework for bridging diverse perspectives. In D. Abrams & M. A. Hogg (Eds.), Social identity and social cognition (pp. 26-54). Cambridge, MA: Blackwell.

Sarwono, S. W. (1999). Psikologi sosial: Individu dan teori-teori psikologi sosial. Jakarta: Penerbit xxx.

Suryadinata, L. (1978). Pribumi Indonesians, the Chinese minority and China. Kuala Lumpur, Malaysia: Heinemann Educational Books.

Suryadinata, L. (2002). Negara dan etnis Tionghoa: Kasus Indonesia. Jakarta: LP3ES.

Susetyo, D. P. B. (2002). Stereotip dan relasi antar etnis Cina dan etnis Jawa pada mahasiswa di Semarang (Unpublished master's thesis). Universitas Indonesia, Depok.

Tajfel, H., & Turner, J. C. (1986). The social identity theory of intergroup behavior. In S. Worchel & W. Austin (Eds.), The social psychology of intergroup behavior (pp. 7-24). Chicago, IL: Nelson-Hall.

Tan, M. G. (1999). Aspirasi politik etnik Tionghoa. Majalah Tempo.

Weeks, J. (1990). The value of difference. In J. Rutherford (Ed.), Identity, community, culture, difference (pp. xx-xx). London: Lawrence & Wishart.

Wendt, A. (1994). Collective identity formation and the international state. American Political Science Review, 88(2), 384-396.