Teknik pemeriksaan ct stonografi pada kasus nefrolitiasis di instalasi radiologi RSUD Kabupaten Buleleng
Main Article Content
Abstract
CT Stonografi merupakan CT scan saluran ginjal yang biasanya digunakan untuk mendeteksi adanya batu pada ginjal dan patologi lain seperti adanya massa pada ginjal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui teknik pemeriksaan, alasan penggunaan ketebalan irisan 10 mm, dan cara menentukan ukuran batu ginjal menggunakan CT Stonography pada kasus nefrolitiasis di Instalasi Radiologi RSUD Kabupaten Buleleng. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subyek penelitian adalah 3 orang radiografer, 1 orang ahli radiologi, dan 1 orang dokter pengirim. Dari hasil penelitian pemeriksaan CT Stonografi di RSUD Kabupaten Buleleng menggunakan persiapan khusus puasa 12 jam sebelum pemeriksaan. Posisi pasien terlentang (kepala lebih dulu). Pemindaian area dari diafragma ke simfisis pubis. Parameter pemindaian menggunakan protokol abdomen routine, ketebalan irisan 10 mm. Alasan menggunakan ketebalan irisan 10mm adalah pemilihan slice thickness 10 mm sudah bisa mengevaluasi kelainan dengan baik. Sehingga Pemeriksaan CT Stonografi kasus nefrolitiasis dengan posisi pasien terlentang (head first), pemilihan ketebalan irisan 10 mm pada teknik pemeriksaan CT stonografi kasus nefrolitiasis di Instalasi Radiologi RSUD Kabupaten Buleleng untuk pemilihan slice thickness 10 mm sudah bisa mengevaluasi kelainan dengan baik. Selain itu pemilihan slice thickness 10 mm bisa lebih memudahkan di Filmming karena tidak perlu banyak membuang gambar.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
References
Ballinger, P. W. (1995). Merrill’s atlas of radiographic positions and radiologic procedures (Vol. II, 9th ed.). Saint Louis, MO: The CV. Mosby Company.
Bontrager, K. L. (2001). Textbook of radiographic positioning and related anatomy (5th ed.). St. Louis, MO: Mosby.
Brisbane. (2016). An overview of kidney stone imaging techniques.
Bushberg, J. T. (2003). The essentials of medical imaging physics (2nd ed.). Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins.
GE Healthcare. (2008). Aplikasi software CT scan. Retrieved from www.modalitas-ct-scan-software.
Hamimi. (2015). MSCT renal stone protocol: Dose penalty and influence on management decision of patients: Is it really worth the radiation dose.
Haryono, R. (2013). Keperawatan medikal bedah: Sistem perkemihan. Yogyakarta: Rapha Publishing.
Joffe, S., Servaes, S., Okon, S., & Horowitz, M. (2003). Multidetector-row CT urography in the evaluation of hematuria. Radiographics, 23, 1441-1455.
McTavish, J. D., Jinzaki, M., & Zou, K. H. (2002). Multi-detector row CT urography: Comparison of strategies for depicting the normal urinary collecting system. Radiology, 225, 783–790.
Muttaqin, A., & Sari, K. (2011). Gangguan gastrointestinal: Aplikasi asuhan keperawatan medikal bedah. Jakarta: Salemba Medika.
Rasad, S. (2009). Radiologi diagnostik. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
Seeram, E. (2001). Computed tomography: Physical principles, clinical applications, and quality control (2nd ed.). Philadelphia, PA: W.B. Saunders Company.
Soeparman, D. (2001). Ilmu penyakit dalam (Vol. 2). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Suryadinata. (2009). Penggunaan CT-scan untuk diagnosis batu saluran kemih.
Syaifuddin. (2006). Anatomi fisiologi untuk siswa perawat. Jakarta: EGC.
Wibowo, S., & Daniel. (2005). Anatomi tubuh manusia. Jakarta: PT Grasindo.
Wim de Jong. (2004). Buku ajar ilmu bedah (2nd ed.). Jakarta: EGC.